Inspirasi

Senin, 17 Agustus 2015

MGMP IPS BERSAMA BU CATUR, KABID DIKDAS KAB. PEKALONGAN




Bagi MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) IPS, kegiatan dilaksanakan di luar ruang kelas bukan hal aneh. Yang membedakan MGMP kali ini adalah karena kehadiran Kabid. Dikdas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pekalongan, Catur, bersama rekan-rekan guru IPS yang nampak berbaur menyatu begitu akrab.
Meskipun baru dua bulan menjabat sebagai Kabid Dikdas, wanita itu tidak Nampak canggung bergaul dengan rekan-rekan guru IPS pada Kamis, 13 Agustus 2015, di SMP 1 Petungkriyono, tempat diselenggarakannya kegiatan MGMP.
“Saya merasa tersanjung mendapat undangan kehormatan dari MGMP IPS untuk melihat langsung kegiatan MGMP. Kesan saya, ini bagus sekali,” katanya mengawali sambutannya.




Kabid Dikdas Kab. Pekalongan, Catur
                                      Memberikan pembinaan dalam MGMP IPS


Kesan bagus sekali diterjemahkan lebih jauh oleh beliau, “karena MGMP IPS mampu memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Artinya bahwa para guru IPS bukan hanya terpaku mengajar di dalam kelas, melainkan juga langsung menyusup masuk ke dalam ‘laboratorium hidup’ yang ada di sekitar masyarakat.”
Dalam kesempatan audiensi, beliau mendapat banyak masukan dari warga guru IPS, mulai dari persoalan keharusan guru menyusun PTK beserta segenap problematikanya. Persoalan guru harus menyusun 25 poin, yang mencetak guru menjadi guru administrative sampai pada persoalan bahan ajar IPS yang sampai sekarang mengganjal.
Terhadap segala persoalan tersebut, beliau berjanji akan mempelajari secara komprehensif, untuk kemudian mencari solusi terbaik yang bisa dilaksanakan. “Terus-terang saya orang baru di Dinas Pendidikan,” katanya jujur. Memang latar belakang beliau adalah dari instansi Dinas Kesehatan. “Namun demikian, meski orang baru, saya siap menaklukkan segala tantangan yang menghadang. Tentu, semua tak lepas dari dukungan Anda semua.”



 Peserta MGMP IPS serius mengikuti pembinaan
                                         dari Kabid Dikdas Kab. Pekalongan


Selanjutnya kepada Untung selaku ketua, wanita polos tanpa riasan ini berpesan agar menjaga aset SDM berupa guru-guru IPS dengan sebaik-baiknya. Karena sebenarnyalah siswa-siswa yang cerdas di Kabupaten Pekalongan ini pastinya terlahir dari guru-guru yang cerdas pula. Di akhir sambutannya beliau mohon maaf karena tidak bisa menyertai rekan-rekan guru IPS melakukan kunjungan ke Curug Bajing.
Wanita sederhana mengenakan blous ungu muda itu selain menghadiri MGMP IPS juga sekaligus memanfaatkan kedatangannya sebagai kunjungan di SMP 1 Petungkriyono. Dalam kunjungan tersebut beliau banyak menyerap persoalan lapisan bawah yang berkaitan dengan instansi pendidikan.





Daryono, Kepala SMP 1 Petungkriyono
                                   bersama Catur, Kabid Dikdas Kab. Pekalongan




Daryono selaku Kepala Sekolah menunjukkan sisi positif dan negative instansi yang dipimpinnya. “Secara fisik, banyak bangunan peninggalan tahun 1983 yang sampai sekarang belum tersentuh rehab,” katanya seraya menunjukkan bangunan ruang kantor yang pada dinding bagian bawahnya menggunakan batu. Kemudian Daryono mendongak ke atas, nampak ternit pada bolong sehingga kelihatan atapnya yang mengkilap. “Atap seng baru diganti belum lama,” katanya menjelaskan.
Selanjutnya Kepala Sekolah berlatar belakang bahasa Jawa itu menyampaikan rencana ke depan membenahi fisik yang memang sudah saatnya membutuhkan sentuhan. “Kami merencanakan menyelenggarakan keterampilan membuat paving bagi anak-anak.”
Lebih jauh dijelaskan bahwa, “Pasir yang paling bagus adalah pasir Muntilan. Untuk itu sekolah nanti akan menyediakan pasir tersebut, sedang anak-anak tiap praktik membawa semen sendiri-sendiri. Jika tiap anak membawa semen sekilo, berapa banyak paving yang diperoleh?”





                                             Kabid Dikdas di depan kebon SMP 1 Petungkriyono




“Begitu seharusnya. Kepala Sekolah sebagai pimpinan harus pandai-pandai melaksanakan kewirausahaan bagi sekolahnya, dengan menggali segala potensi yang ada, mulai dari potensi siswa, potensi sekolah, potensi alam lingkungan sampai pada potensi masyarakat,” komentar Kabid Dikdas, membenarkan.
“Pengembangan selanjutnya adalah pembuatan batako,” kata Daryono. “Batako itulah kelak yang bisa digunakan untuk membenahi dinding sekolah. Yeach, pelahanlah, sedikit demi sedikit,” katanya merendah.
Dalam kesempatan tersebut Kabid Dikdas melakukan kunjungan menyeluruh ke mes guru yang pintunya sudah copot serta ke dapur sekolah yang menempati sebuah kamar mes karena dapurnya sendiri sudah roboh. Tak luput juga kebon sekolah mendapat perhatian beliau. (Khairul Huda, SMP 1 Doro, Kab. Pekalongan)














Tidak ada komentar:

Posting Komentar