Bagi MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) IPS,
kegiatan dilaksanakan di luar ruang kelas bukan hal aneh. Yang membedakan MGMP
kali ini adalah karena kehadiran Kabid. Dikdas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kab. Pekalongan, Catur, bersama rekan-rekan guru IPS yang nampak berbaur
menyatu begitu akrab.
Meskipun baru dua bulan menjabat sebagai Kabid Dikdas,
wanita itu tidak Nampak canggung bergaul dengan rekan-rekan guru IPS pada
Kamis, 13 Agustus 2015, di SMP 1 Petungkriyono, tempat diselenggarakannya
kegiatan MGMP.
“Saya
merasa tersanjung mendapat undangan kehormatan dari MGMP IPS untuk melihat
langsung kegiatan MGMP. Kesan saya, ini bagus sekali,” katanya mengawali
sambutannya.
Kabid Dikdas Kab. Pekalongan, Catur
Memberikan
pembinaan dalam MGMP IPS
Kesan bagus sekali diterjemahkan lebih jauh oleh beliau,
“karena MGMP IPS mampu memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Artinya bahwa
para guru IPS bukan hanya terpaku mengajar di dalam kelas, melainkan juga
langsung menyusup masuk ke dalam ‘laboratorium hidup’ yang ada di sekitar
masyarakat.”
Dalam kesempatan audiensi, beliau mendapat banyak
masukan dari warga guru IPS, mulai dari persoalan keharusan guru menyusun PTK
beserta segenap problematikanya. Persoalan guru harus menyusun 25 poin, yang
mencetak guru menjadi guru administrative sampai pada persoalan bahan ajar IPS
yang sampai sekarang mengganjal.
Terhadap
segala persoalan tersebut, beliau berjanji akan mempelajari secara
komprehensif, untuk kemudian mencari solusi terbaik yang bisa dilaksanakan.
“Terus-terang saya orang baru di Dinas Pendidikan,” katanya jujur. Memang latar
belakang beliau adalah dari instansi Dinas Kesehatan. “Namun demikian, meski
orang baru, saya siap menaklukkan segala tantangan yang menghadang. Tentu,
semua tak lepas dari dukungan Anda semua.”
Peserta MGMP IPS serius mengikuti pembinaan
dari
Kabid Dikdas Kab. Pekalongan
Selanjutnya kepada Untung selaku ketua, wanita polos
tanpa riasan ini berpesan agar menjaga aset SDM berupa guru-guru IPS dengan
sebaik-baiknya. Karena sebenarnyalah siswa-siswa yang cerdas di Kabupaten
Pekalongan ini pastinya terlahir dari guru-guru yang cerdas pula. Di akhir
sambutannya beliau mohon maaf karena tidak bisa menyertai rekan-rekan guru IPS
melakukan kunjungan ke Curug Bajing.
Daryono, Kepala SMP 1 Petungkriyono
bersama
Catur, Kabid Dikdas Kab. Pekalongan
Daryono selaku Kepala Sekolah menunjukkan sisi positif
dan negative instansi yang dipimpinnya. “Secara fisik, banyak bangunan
peninggalan tahun 1983 yang sampai sekarang belum tersentuh rehab,” katanya
seraya menunjukkan bangunan ruang kantor yang pada dinding bagian bawahnya
menggunakan batu. Kemudian Daryono mendongak ke atas, nampak ternit pada bolong
sehingga kelihatan atapnya yang mengkilap. “Atap seng baru diganti belum lama,”
katanya menjelaskan.
Selanjutnya Kepala Sekolah berlatar belakang bahasa
Jawa itu menyampaikan rencana ke depan membenahi fisik yang memang sudah
saatnya membutuhkan sentuhan. “Kami merencanakan menyelenggarakan keterampilan
membuat paving bagi anak-anak.”
Lebih
jauh dijelaskan bahwa, “Pasir yang paling bagus adalah pasir Muntilan. Untuk
itu sekolah nanti akan menyediakan pasir tersebut, sedang anak-anak tiap
praktik membawa semen sendiri-sendiri. Jika tiap anak membawa semen sekilo,
berapa banyak paving yang diperoleh?”Kabid Dikdas di depan kebon SMP 1 Petungkriyono
“Begitu seharusnya. Kepala Sekolah sebagai pimpinan
harus pandai-pandai melaksanakan kewirausahaan bagi sekolahnya, dengan menggali
segala potensi yang ada, mulai dari potensi siswa, potensi sekolah, potensi
alam lingkungan sampai pada potensi masyarakat,” komentar Kabid Dikdas,
membenarkan.
“Pengembangan selanjutnya adalah pembuatan batako,”
kata Daryono. “Batako itulah kelak yang bisa digunakan untuk membenahi dinding
sekolah. Yeach, pelahanlah, sedikit demi sedikit,” katanya merendah.
Dalam
kesempatan tersebut Kabid Dikdas melakukan kunjungan menyeluruh ke mes guru
yang pintunya sudah copot serta ke dapur sekolah yang menempati sebuah kamar
mes karena dapurnya sendiri sudah roboh. Tak luput juga kebon sekolah mendapat
perhatian beliau. (Khairul Huda, SMP 1 Doro, Kab. Pekalongan)